Tuesday, July 28, 2009

Menyekolahkan Anak dengan Telur Bebek

Di depan rumah, bebek-bebek di kandang menyanyikan lagu rampak. Tiap pagi, beberapa ekor mempersembahkan telur-telur pada tuannya, Muntaha. Lelaki berumur 35 tahun itu memang hobi beternak bebek sejak kecil. ”Makanya, saya tertarik bergabung menjadi mitra ngembangin bebek,” tutur ayah 3 anak itu.

Ia di tahun 2004 bergabung menjadi mitra. Awalnya dimodali 100 ekor bebek usia bebaya. Dua bulan kemudian sudah menampakkan hasil, bertelur. Pada perkembangannya, bebeknya berkurang menjadi 84 ekor, karena mati kena penyakit. ”Alhamdulillah, saya bisa sekolahkan anak. Penghasilan pokok ya dari bebek ini,” ungkapnya sembari mengangkat seekor bebek, untuk dipotret.

Jpreet! Pria itu tersenyum pada bebeknya. Setelah dipotret, ia kembali menaruh bebek di kandang, dan terus bercerita. Setiap tiga hari sekali, ia menjual telur-telur mentah ke tengkulak. Untuk pakan bebek, ia harus menyediakan sebanyak 25 kg dedak untuk sehari, pagi dan sore. Seperti peternak lain, bila musim panen padi tiba, ia bisa berhemat. Bahkan, bebek bertelur lebih cepat dari pada dikurung di kandang. Kalau dikurung, sebulan, Muntaha harus membeli makanan itik bermerek, dedak, ikan petek, atau ikan tembang. Kalau dikurung, penghasilan sebulan dapat mencapai Rp 500 ribu, tapi belum bersih. Sebalinya, kalau dikepar atau diumbar di sawah saat panen padi, Muntaha bisa mengantongi Rp 500 ribu bersih. Karenanya, musim panen padi adalah berkah baginya.

Panen padi di desanya bisa dua kali dalam setahun. Pengaruh ke bebek juga bagus, jadi gemuk. Datangnya musim panen tidak bertahan terus-menerus, membuatnya harus kreatif mencarikan pakan. Caranya dengan menggiring bebek ke rawa. Kalau lagi musim, banyak keong mas yang bisa menjadi santapan bebek. Hanya tubuh bebek lebih kurus dibanding dengan makan gabah di sawah.

Rata-rata, dalam seminggu, Muntaha bisa dua kali menjual telur masing-masing 150 telur sekali jual. Perolehannya Rp 75 ribu sampai Rp 200 ribu seminggunya. Hanya saja, kendala yang paling banyak ditemui peternak itik seperti Muntaha adalah soal pakan. Jika persediaan modal membeli empan (pakan) mepet, berpengaruh juga pada keuangan keluarga.

”Saya bayangkan kalau tiga anak sekolah semua, tentu repot...,” ucap Muntaha setengah menekuri ekonominya. Namun, ia bersyukur dengan kondisi sekarang, ternyata ia bisa menyekolahkan anak sulungnya di SD. Dari penjualan telur, ia juga bisa menghidupi keluarga, selain memberi uang jajan anaknya yang sekolah.

Ia hanya mengandalkan telur? Ternyata tidak. Ia juga seorang petani penggarap sawah. Ia meminta seorang warga pemilik sepetak sawah lalu ia garap, hasilnya di-paro. Memang, hasilnya tak seberapa yang diperoleh Muntaha dari menggarap sawah. Ia telah memiliki pengalaman sebagai buruh tani, sebelum mengembangkan bebek.

Pria itu tersenyum melihat anak laki-laki nomor duanya sedang main-main tanah. ”Anak saya itu belum berani sekolah,” ucapnya dengan wajah yang menyiratkan keinginan kuat agar anak-anaknya tetap bersekolah.

Bebek-bebek di kandang ber-kwek-kwek, seolah turut memberi semangat tuannya.

Ditulis oleh Hery D. Kurniawan - Masyarakatmandiri.org

Pemberdayaan Perempuan di Bantul Melalui Bebek

By Republika Newsroom

BANTUL -- Nita Puryanti (29) warga Desa Bangi, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul kini memiliki kesibukan lain selain mengurusi anak semata wayangnya. Bahkan kegiatannya memelihara bebek bersama ibu-ibu lain di desanya justru menambah penghasilan keluarga.

Kini ibu muda ini bisa tersenyum puas manakala setiap akhir bulan menerima hasil dari jerih payahnya memelihara bebek di kampungnya itu. Bukan hanya Nita, Novi (20) seorang mahasiswi sebuah Akademi Perawat di Bantulpun juga ikut menikmati hasil dari usaha memelihara bebek di kampungnya itu.

Wanita bertubuh subur ini bisa memperoleh uang saku tambahan untuk biaya kuliahnya. ''Lumayan dan cukup membanggakan bisa membayar biaya kuliah sendiri tidak tergantung orang tua dari usaha ini,'' papar Novi.

Adalah kelompok tani perempuan Bangi Mandiri yang memiliki usaha beternak bebek di Desa Bangi, Sewon, Bantul tersebut. Sedikitnya ada 45 perempuan dari 45 keluarga di desa itu yang tergabung dalam kelompok tani tersebut. Tidak main-main, kelompok tani yang anggotanya perempuan semua itupun saat ini memelihara sedikitnta 2.640 bebek yang terdiri atas 90 persen bebek betina dan 10 persen jantan.

Masing-masing perempuan di kelompok tani tersebut memiliki 105 bebek peliharaan dimana lima diantaranya merupakan pejantan. ''Dari 100 bebek betina itu setiap hari saya bisa panen telur sekitar 60 hingga 70 telur,'' papar Nita.

Dengan hasil tersebut, setiap hari Nita dan Novi menyetor telur-telur miliknya itu ke koperasi kelompok tani mereka. ''Setelah dihitung termasuk juga untuk sewa lahan, beli pakan dan cicilan modal setiap bulan saya memperoleh pendapatan sekitar Rp 250 hingga Rp 500 ribu. Tapi ini baru berjalan dua bulan sehingga kamipun maish belajar. Jika sudah agak mahir dan bebek-bebek juga tidak stress penghasilan kami paling terus bertambah,'' tandasnya.

Bersama kelompok tani itupun, baik Nita maupun Novi masing-masing memperoleh bantuan dua kandang bebek. Dimana setiap kandang diisi sedikitnya 53 ekor bebek. Anggota kelompok tani lainnya juga menikmati bantuan yang sama.

Menempati areal sawah seluas 2.000 hektar kelompok tani perempuan Bangi Mendiri itupun memperoleh dana bantuan dari Telkomsel melalui program coorporate social responsibility (CSR) sebesar Rp 450 juta. Dana bantuan itupun digunakan untuk pembangunan 48 kandang bebek dan pemberian bibit bebek sebanyak 2.640 ekor.

''Untuk mendukung kelancaran proses usaha sendiri kita juga melengkapi areal peternakan bebek ini dengan mesin penepung pakan, gudang telur, rumah penetasan berikut empat mesin penetas, enam kandang meri (anak bebek), enam kandang pembesaran indukan, ruang pembuatan telur asin serta infrastruktur klaster,'' kata Direktur Keuangan Telkomsel Triwahyusari saat penyerahan bantuan tersebut pada kelompok tani tersebut di Bangi, Bantul, Kamis kemarin.

Penyerahan bantuan itupun disaksikan Wakil Bupati Bantul, Sumarno dan beberapa pejabat Bantul lainnya. Penyerahan bantuan tersebut juga menandai di resmikannya Kampung bebek sebagai icon pemberdayaan perempuan di Desa Bangi, Sewon, Bantul melalui peternakan bebek tersebut.

Diakui Triwahyuni, kelompok tani yang diberikan bantuan program tersebut merupakan kelompok tani perempuan yang beranggotakan perempuan usai produktif antara 17 hingga 40 tahun. Melalui langkah itu, diharapkan pendapatan keluarga perempuan di desa tersebut bertambah dan berimbas pada peningkatan kesejahteraan keluarga mereka sendiri.

Menurutnya, bantuan itu sifatnya bergulir sehingga diharapkan bantuan tersebut bisa dikembangkan untuk peningkatan atau pemberdayaan kelompok tani di desa lainnya di Bantul.

Melalui program itupun kini Nita dan beberapa ibu-ibu muda Desa Bangi tidak hanya mengasuh anak dan mengurus rumah tangga saja. Mereka memiliki aktivitas lain untuk menambah pendapatan keluarga. melalui kelompok tani itupun, ibu-ibu yang tiga tahun lalu menjadi korban gempa itupun juga belajar berorganisasi dan belajar mandiri.yli/kpo

Friday, July 17, 2009

Beternak Itik Petelur, Keunggulan Itik Mojosari

Source: http://www.bi.go.id/sipuk/id/?id=4&no=90509&idrb=40502

Pemeliharaan itik petelur membutuhkan bahan baku bibit, pakan dan obat-obatan. Pemilihan bibit harus dipertimbangkan secara baik, karena bibit ini merupakan keputusan awal yang akan berpengaruh pada tahap-tahap pemeliharaan berikutnya. Beberapa jenis bibit unggul itik petelur yang dijumpai di pasar adalah sebagai berikut:

Itik Tegal
Itik Mojosari
Itik Alabio
Itik Bali
Itik BPT KA

Bibit unggul tersebut memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan telur baik jumlah telur yang dihasilkan per tahun maupun rata-rata berat telur dapat dilihat dalam Tabel 4.1. Tampak bahwa jenis itik Mojosari menghasilkan jumlah telur per tahun tertinggi (200-265 butir), dengan bobot per butirnya juga tinggi (70 gr). Urutan berikutnya adalah jenis itik Tegal yang menghasilkan jumlah telur per tahun 150-250 butir dengan bobot per butir antara 65 – 70 gr

Kemampuan Produksi Telur dan Bobot Beberapa Jenis Itik Petelur Unggas:

Itik Mojosari
200-265 butir per tahun / 70gr per butir

Itik Tegal
150-250 butir per tahun / 65-70gr per butir

Itik Alabio
130-250 butir per tahun / 65-70gr per butir

Itik Bali
153-250 butir / 60-65gr per butir

Sumber: Suharno dan Amri (2000 diolah)


Selanjutnya sarana produksi lainnya yang dibutuhkan yaitu pakan dan obat-obatan. Jenis pakan adalah: starter (untuk anak itik), grower (untuk itik dara) dan layer (untuk itik dewasa). Ketiga jenis pakan ini dapat dengan mudah dibeli di toko. Pakan ini dapat dibuat sendiri dengan alternatif bahan-bahan yang paling murah dan mudah diperoleh di sekitar lokasi usaha. Adapun bahan alternatif pakan ternak itik adalah jagung kuning, dedak/bekatul, tepung ikan, tepung daging bekicot, tepung tulang, tepung kerang, bungkil kelapa, tepung gaplek, tepung daun pepaya, tepung daun turi, dan tepung daun lamtoro. Komposisi bahan-bahan tersebut tergantung pada jenis pakan yang akan dibuat.

Obat-obatan dibutuhkan karena untuk mendapatkan produksi yang baik dan bermutu tinggi, salah satunya adalah ternak harus sehat. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban peternak untuk menjaga agar itik petelur terhindar dari segala macam serangan penyakit. Cara terbaik untuk menghindar dari serangan penyakit adalah dengan memelihara itik dalam kandang yang memadai, baik sanitasi maupun luasannya, selain pakan yang mencukupi jumlah, nilai gizi, dan kesegarannya. Berdasarkan pengalaman, vaksinasi yang perlu diberikan pada itik adalah vaksinasi untuk mencegah penyakit fowl cholera atau duck cholera. Sedangkan penyakit yang dapat menyerang unggas (umumnya) adalah virus, bakteri, dan parasit (cacing, protozoa, dan kutu). Beberapa penyakit itik terpenting adalah: coccidiosis, coryza, infeksi salmonella, lumpuh, dan kolera.

Tuesday, June 30, 2009

Trick Supaya DOD Itik Bertahan Hidup

Petunjuk pemeliharaan ini ditujukan untuk DOD umur 1 s.d. 2o hari. Anak bebek (meri), pada hakekatnya bisa bertahan hidup tanpa makanan sampai umur 1-3 hari karena masih memiliki kandungan makanan pada tubuhnya. Akan tetapi mereka tetap harus dipelihara secara seksama dan hati-hati. Berikut ini beberapa petunjuk praktis pemeliharaan anak itik:

1. Siapkan kandang untuk anak itik, usahakan kandang telah bersih dari segala macam hal yang dapat mengancam kehidupan anak itik. Kandang harus dapat menghangatkan anak itik, berikan lampu untuk penghangat dan usahakan dinding kandang tertutup sehingga tidak ada angin dari luar yang masuk ke dalam kandang.
2. Apabila bibit itik/meri didatangkan dari tempat jauh, setalah tiba ditempat jangan langsung diberi makan terlebih dahulu, berilah minuman berupa air gula jawa, hal ini berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh meri. Setelah satu jam baru diberi makan berupa konsentrat seperti BR1 dan 511.
3. Pada umur 1-20 hari pertumbuhan anak itik sangatlah cepat, jadi jangan lupa beri vitamin pada asupan makanan atau minuman, vitamin bisa berupa cairan seperti NASA POC atau berupa bubuk seperti Vitachick.
4. Sesuaikan suhu kandang dengan pertumbuhan anak itik, penggunaan lampu dapat dihilangkan apabila sudah tidak diperlukan lagi
5. Usahakan kondisi kadang selalu bersih, kandang yang kotor akan mendatangkan penyakit yang dapat membunuh anak itik, buatlah lantai kandang yang berlubang (kawat ram atau bambu) sehingga kotoran itik bisa langsung jatuh, pastikan lubang yang ada tidak membuat kaki itik terjepit.

Itulah sedikit trick yang bisa saya berikan, mudah2an dapat berguna untuk anda semua.

Salam Mandiri Peternak Indonesia!

SISTEM PERKANDANGAN ITIK PETELUR

Di Indonesia masih banyak ternak itik dipelihara secara tradisional yaitu dengan mengembalakan itik di sawah atau di tempat-tempat yang banyak air. Dengan semakin sempitnya areal pengembalaan dan banyaknya kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida, maka pemeliharaan cara ini makin terancam kelestariannya.

Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan mengalihkan sistem pemeliharaan dari sistem tradisional ke sistem intensif yaitu dengan cara beternak itik tanpa air atau di kandangkan, ini lebih menguntung­kan karena kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin. Selain itu, produktivitas telur lebih tinggi serta biaya pemeliharaan lebih efisien.

Banyak penelitian membuktikan bahwa itik tidak mutlak membutuhkan air untuk berenang. Terbukti bahwa pemeliharaan itik secara intensif dan terkurung dapat mencapai produksi yang optimal yaitu sebanyak 203 butir/tahun/ekor, sedangkan yang digembalakan hanya menghasilkan telur sebanyak 124 butir/tahun.

Syarat Perkandangan

Kandang merupakan tempat kediaman ternak dan dari kandang tersebut, ternak memperoleh manfaat. Agar pembuatan kandang tersebut benar-benar menghasilkan manfaat yang sebesar­-besarnya bagi itik, maka diperlukan pengetahuan tentang perkandangan antara lain:
1. Kandang harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya tidak menyebabkan itik gelisah dan mudah terkejut.
2. Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di dalamnya (tingkat kematian itik dalam kandang rendah).
3. Kandang yang dibangun harus memberi­kan hasil bagi peternak berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa kandang.
4. Dalam membangun kandang hendaknya tidak mengganggu peternak dan keluarganya. Sebaliknya keluarga peternak juga tidak mengganggu itik tersebut.
5. Kandang yang dibangun itu harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat di atas.


Jenis Kandang

1. Kandang Itik Sistem Terkurung

Kandang ini sesuai bagi itik komersial untuk produksi telur konsumsi. Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan, bagian atas dilapisi kapur dan barulah diletakkan alas berupa kulit padi atau bekas serutan gergaji. Kelemahannya adalah bila alas kandang basah karena tumpahan air minum, agak sulit untuk membersihkan dan mengeringkannya terutama pada daerah yang kelembaban­nya terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan timbulnya penyakit.

2. Kandang Itik Sistem Pekarangan

Kandang itik sistem ini merupakan kombinasi antara terkurung dengan sistem lepas. Lantai kandang padat yang dilapisi sekam padi. Atap kandang yang cocok adalah atap satu muka dengan lubang angin di atasnya. Pada pekarangan yang disediakan itulah terdapat tempat pakan dan minuman itik. Sedikit pelindung akan berguna melindungi itik dari teriknya matahari dan hujan. Sekitar pekarangan dibuat pagar dengan tinggi � 75 cm.

3. Kandang Itik Sistem Baterai

Kandang sistem ini mirip sekali dengan kandang baterai untuk ayam petelur yaitu kandang individual. Semua kandang baterai dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar dengan bambu anyaman atau kawat.

Kandang yang Ideal

Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu membungkukkan badan pada saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu.

Hal lain yang menjadi penentu ideal tidaknya kandang yang kita dirikan adalah luasan kandang serta daya tampungnya. Sebagai patokan tiap satu meter persegi kandang bisa didiami dengan 4 ekor itik dewasa (umur > 6 bulan) dengan rumus sebagai berikut:

Panjang kandang (m) X lebar (m) X 4 = Jumlah itik yang dipelihara

Sumber: LIPTAN BPTP JAKARTA, No.:06/LIPTAN/BPTP JKT/2001

Thursday, June 25, 2009

Mari Beternak Bebek / Itik



Itik sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Lebih tahan penyakit ketimbang unggas lain.



Anda pernah lewat atau ke Brebes? Di sepanjang jalan raya pantura, di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah ini anda akan menemui toko-toko yang menjual telur asin. Ya telur bebek yang diawetkan dengan cara diasinkan memang dikenal luas dan menjadi ciri khas Kota Brebes. Rasanya yang gurih, legit, dan mengundang selera. Butiran telur yang lebih besar dari telur ayam, rasa yang khas, dan keawetannya membuat telur asin memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Biasanya di kulit telur yang biru kehijauan itu, distempel masa kedaluarsanya.

Lebih dari sejuta telur per hari dihasilkan di peternakan-peterakan itik di Brebes . Ini menunjukkan prospek ternak bebek yang menjanjikan. Apalagi sekarang permintaan pasar tidak hanya telur bebek, tetapi juga bebek potong semakin meningkat. Daging bebek memiliki kekenyalan dan aroma yang khas. Di mana-mana sedang merebak restoran dan warung makan yang menawarkan sajian bebek dengan aneka pilihan menu.



Sentra peternakan itik di Brebes sudah dikenal lama. Awalnya tentu dengan teknologi yang sangat sederhana dan bersifat sambilan. Biasanya itik digembalakan di persawahan dan sungai. Hasilnya pun selain dikonsumsi sendiri juga dijual untuk menambah pendapatan untuk menutup kebutuhan rumahtangga sehari-hari.



Saat ini peternakan itik di Brebes telah berkembang pesat. Ada 10 kelompok tani ternak itik yang menaungi 1.778 peternak itik dengan populasi itik hampir mencapai angka 900.000 ekor. Dengan keuntungan yang memadai dan harga yang relatif stabil, peternakan itik di Brebes terus mengalami peningkatan. Bahkan dari sekadar sambilan, kini peternakan bebek telah menjadi pilihan utama bagi sebagian petani menggeser budi daya bawang merah yang juga menjadi ciri khas Brebes.



Kalkulasinya, peternak bisa mendapat keuntungan dengan memelihara 400 ekor itik. Peternak harus mengeluarkan modal untuk membeli anak itik atau meri senilai Rp 750 sampai dengan Rp 1.000 per ekor. Pada umur enam bulan, itik akan mulai bertelur. Telur yang dihasilkan antara 240-320 butir per-harinya. Harga telur berkisar antara Rp 700 sampai dengan Rp 750 per butirnya. Dengan pendapatan hasil penjualan telur per-harinya minimal Rp 168.000, para peternak bisa menyisihkan keuntungan sekitar Rp 75.000 sampai Rp. 100.000.



Di samping dari daerah asal, itik lokal dikenal berdasarkan daerah pengembangan dan sifat morfologisnya. Ada itik Tegal, itik Alabio, itik Mojosari, dan Itik Maros. Itik adalah unggas yang memiliki ketahanan tubuh yang baik, termasuk tahan terhadap virus flu burung dibandingkan dengan unggas lain. Itik alabio cenderung lebih produktif.



Itik sangat cocok digembalakan di daerah yang memiliki sungai-sungai kecil. Itik yang digembalakan cenderung lebih produktif. Masa produktif itik yang ideal adalah 1 tahun. Produksi telur rata-rata 200-300 butir per-tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Biasanya kandang itik dibuat sederhana, dengan dinding bambu dan atap genteng ayag alang-alang. Kandang itik disekat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk tempat makan dan bagian lainnya untuk tempat bertelur. Kandang itik harus dibersihkan setiap harinya. Kebersihan dan kenyamanan itik akan sangat berpengaruh pada produktifitasnya.



Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan bebek potong, dipenuhi dengan itik jantan atau itik betina yang sudah afkir alias tidak produktif lagi. Itik jantang relatif lebih cepat pertumbuhan fisiknya. Itik jantan sudah bisa mencapai bobot 1,5 kg dalam waktu 2-3 bulan saja. (M. Taufan Agasta/Cahaya Nusantara, November 2007)

Wednesday, June 24, 2009

Menjanjikan, Prospek Agribisnis Ternak Itik di Masa Mendatang dan Sekarang


Menjanjikan, Prospek Agribisnis Ternak Itik di Masa Mendatang dan Sekarang

Pada hakekatnya tujuan pembangunan peternakan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak guna memenuhi kebutuhan protein hewani, perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan kelestarian sumber daya alam.

Dengan semakin meningkatnya permintaan produk itik baik daging maupun telur dan kelestarian sumber daya alam, serta penyediaan bibit unggul, maka prospek agribisnis ternak itik menjanjikan di masa mendatang dan sekarang.

”Berdasarkan kajian Road Map Perbibitan Ternak Departemen Pertanian tahun 2008, kebutuhan daging dan telur itik terus meningkat”, kata Kepala BPTU Pelaihari Kalsel Drh. Putut Budiono, SBP. Tahun 2010 kebutuhan daging itik diperkirakan 14,3 ribu ton. Sedangkan ketersediaan daging diperkirakan hanya 6,4 ribu ton, sehingga masih kekurangan 7,9 ribu ton.

Demikian juga kebutuhan telur pada tahun 2010 diperkirakan 193 ribu ton, sedangkan ketersediaan telur diperkirakan hanya 141 ribu ton, sehingga masih kekurangan 52 ribu ton. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, baik kebutuhan daging itik maupun kebutuhan telur itik diperlukan sejumlah bibit Parent Stok (PS) untuk menghasilkan DOD pedaging dan DOD petelur.

Terus Meningkat
Kecenderungan permintaan produk itik terutama daging itik semakin meningkat baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Bila kita lihat lebih jeli, masyarakat sudah mulai jenuh dengan menu ayam ras dan beralih ke daging itik yang rasanya relatif lebih enak dan gurih.

Hal ini dapat dilihat dengan semakin berkembangnya warung makan pinggir jalan sampai restoran yang menyajikan menu khusus daging itik dengan berbagai macam variasi masakan. Bahkan, di restoran-restoran cina dan hotel-hotel berbintang menyediakan menu khusus dari olahan daging dan telur itik seperti plum duck, duck balls, steam duck, tasty duck, pot cooked duck dan bebek cina bumbu hong.

Source: SinarTani.com